akmil 2003 yang sudah letkol
Tebarkan Natural Glio yang sudah terlebih dulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 mg. Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. 2003 * Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek, 2005
Samaseperti Hachiko, sosoknya berhasil mencuri perhatian dunia karena kesetiaannya kepada pemiliknya yang sudah meninggal. Anjing ini sering terlihat berkeliaran di sekitar Pope Paul Avenue, di Cochabamba, Bolivia, di mana dia selalu datang setiap hari untuk menunggu pemiliknya kembali. Perkimpoian Letkol Soeharto dan Siti Hartinah
Suatuhari, ibunya yang sudah mulai tua sudah tidak dapat makan daging lagi, karena giginya sudah mulai tidak bisa makan sesuatu yang agak keras. Ini sedikit mengecewakan karena dia suka sekali makan daging. Perkimpoian Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun
iniadalah blog saya yang biasa aja namun nudah - mudahan luar biasa Mahasiswa Sukses Kuliah,Organisasi, dan Wirausaha bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). 4. tes kompas yang sudah jadi lalu tandai arah utara atau selatan. 5.
PBBTNI AKMIL. Nomor: SKEP/23/III/2002, tanggal 4 Maret 2002 * Selalu melakukan apa yang anda katakan dan selalu menepati janji yang sudah diungkapkan 5 Juni 1975 Polisi Keamanan Sekolah diganti namanyadengan Patroli Keamanan Sekolah dengan persetujuan dari Bapak Letkol.Anton Sudjarwo. Ruang lingkup dari Patroli kemanan Sekolah
Dalamsertijab tersebut, Desi yang juga Abituren Akmil 1995 ini mengaku, bersedia bekerjasama dengan seluruh media. "Jangan sungkan bila teman-teman media butuh informasi apapun seputar lingkungan Kodam III/Siliwangi. Silakan hubungi saya, handphone saya aktif 24 jam” kata Desi. Di hadapan media, Desi mengaku juga hobi fotografi.
Juliana Moechtar dan suaminya, Letkol Nur Wahyudi, tampak tampil serasi saat datang di sebuah acara kondangan. Hal ini tampak
Jadi lima pos yang kami siapkan selama peliputan sesuai dengan program yang sudah dikerjakan bersama masyarakat," ujarnya. mohon doanya," pungkas Alumnus Akmil Magelang 2003 tersebut sambil tersenyum. Dandim 0913/PPU Letkol Inf Arfan Affandi, Serahkan Sapi Pada Panitia Qurban
. Senin, 14 Februari 2022 0505 Reporter Merdeka Komandan KRI Bima Suci Letnan Kolonel Letkol Laut P Waluyo. ©2022/Antara - Letnan Kolonel Letkol Laut P Waluyo punya cerita inspiratif. Dia adalah Komandan Kapal KRI Bima Suci. Sebuah kapal layar latih milik Tentara Nasional Indonesia TNI Angkatan Laut AL. Semasa kecil, Waluyo sama sekali tidak pernah bercita-cita menjadi seorang TNI. Terlintas pun tidak dipikirannya. Mungkin, hal itu juga dilatarbelakangi kondisi ekonomi keluarganya yang tidak seberuntung teman-temannya. Ketika menempuh pendidikan di sekolah dasar SD hingga berlanjut ke sekolah menengah pertama SMP, dia harus hidup dalam kesederhanaan. Bahkan, salah satu puncak terpahit dalam hidupnya adalah terpaksa harus memupus mimpi untuk bisa menyambung pendidikan ke sekolah menengah atas SMA. Alasannya, tidak memiliki biaya. Luapan kesedihan dan perasaan iba karena tidak bisa melanjutkan pendidikan ia tumpahkan. Dia ingat betul memiliki seorang teman sejak duduk di bangku SD hingga SMP melanjutkan studi ke SMA. Sementara, Waluyo hanya bisa menahan impiannya dan seakan pupus karena terhalang masalah finansial. "Teman saya langsung masuk SMA, sementara saya harus berhenti karena orang tua saya tidak mampu," kenang Letkol Laut P Waluyo. Seperti dilansir Antara. Rasa gigih dan tidak kenal kata menyerah sepertinya sudah ada dalam dirinya sejak masih remaja. Tergambar ketika ia melihat dan menatap hasil Daftar Nilai Ebtanas Murni DANEM SMP Tahun 1991/1992 miliknya. Secarik kertas putih dan sedikit buram, namun masih terlihat jelas tertulis sejumlah deretan nilai Waluyo remaja. Waluyo merupakan siswa lulusan SMPN 1 Karanganyar, Rayon Kebumen, Jawa Tengah. Pada saat dia menamatkan studi, ada enam mata pelajaran DANEM. Hasil yang diperolehnya juga cukup atau terbilang bagus atau setidaknya sayang jika tidak melanjutkannya ke bangku SMA. Melihat rata-rata nilai yang diraihnya, Waluyo merasa layak dan bisa masuk ke sekolah favorit di daerah Gombong. "Saya kasihan dengan NEM saya ini. Saya harus memanfaatkannya untuk melanjutkan sekolah," kata dia sembari dari 4 halaman Menjadi Kuli Bangunan Demi menyambung ke sekolah favoritnya, Waluyo menanamkan tekad kuat dan rela menjadi kuli bangunan. Itu adalah satu-satunya cara agar dia bisa melanjutkan pendidikan meskipun ia sadar betul harus tertinggal sekian tahun dari teman-teman seusianya. Baginya, menjadi tukang atau kuli bukanlah sebuah kehinaan melainkan jadi suatu pelecut semangat demi menggapai mimpi. Selama dua tahun, Waluyo bekerja keras menjadi kuli. Dia ikut bersama kakaknya yang bekerja sebagai kuli bangunan. Selain untuk menyambung pendidikan sebagaimana yang didambakannya, tentu saja hal itu sekaligus untuk membantu meringankan beban orang tua yang terhimpit masalah ekonomi. Setelah dua tahun bekerja sebagai kuli, uang atau upah yang ia terima selama itu selalu ditabung. Pada akhirnya, saat penerimaan siswa tahun ajaran baru, Waluyo ikut mendaftar ke SMA favoritnya yakni SMA Negeri Gombong. "Alhamdulillah, saya mendaftar dan diterima," ujar dia. 3 dari 4 halaman Masuk Akmil Bermodal Doa Seiring berjalannya waktu, Waluyo menikmati masa-masa mengenakan seragam putih abu-abu. Pada suatu momen, sekolahnya kedatangan para Taruna Akademi Militer Akmil. Tidak disangka, dari beberapa Taruna Akmil yang datang ke sekolahnya, Waluyo seolah mengenali satu di antaranya. Dia cukup kaget dan haru melihat teman sewaktu SD dan SMP kini telah menjadi Taruna Akmil. Sejak kejadian itu, dia terinspirasi menjadi taruna layaknya temannya. Setelah menamatkan pendidikan, ia mendatangi kedua orang tua dan kerabat terdekat menyampaikan keinginan menjadi seorang taruna. Satu persatu, Waluyo menyambangi sanak familinya sembari meminta doa agar diterima menjadi taruna. Pada saat akan mendaftar calon Taruna Akmil, Waluyo menegaskan hanya bermodalkan doa dari kedua orang tua dan keluarga besar. "Saya hanya minta doa restu, saya ingin mendaftar taruna," kata dia. Kekuatan doa orang tua, saudara, kakek, nenek dan keluarga besar membawa berkah yang begitu besar kepada Waluyo. Ia dinyatakan lulus dan diterima di TNI AL. Kini, ia dipercaya oleh TNI menjabat sebagai Komandan Kapal KRI Bima Suci. 4 dari 4 halaman Dulu Kuli Kini Tentara AD Selain Letkol Laut P Waluyo, kisah penuh perjuangan juga dialami Prada Haidir Anam. Perjalanannya untuk menjadi TNI tidak jauh beda dengan Komandan Kapal KRI Bima Suci tersebut. Sebelum jadi TNI Angkatan Darat AD, dia dulunya merupakan seorang tukang atau kuli bangunan. Sekitar medio 2021, Prada Haidir Anam menyelesaikan pendidikannya. Semasa menjadi kuli bangunan, Prada Haidir Anam memiliki seorang sahabat yang juga kuli bangunan di Markas Besar Mabes TNI AD yang bernama Sandi. Dalam perjalanan hidupnya, sosok Sandi memiliki peran besar atas apa yang telah diraih oleh Prada Haidir Anam saat ini. Meskipun memiliki penyakit dan keterbatasan, Sandi banyak membantu sahabatnya itu ketika ikut seleksi masuk TNI. Sandi Rihata, sahabat Prada Haidir Anam mengaku senang dan bahagia karena teman seperjuangannya berhasil menjadi prajurit TNI. Pada saat pelantikan Prada Haidir Anam, Sandi tidak bisa hadir langsung karena sakit. Ia kecewa karena tak bisa bertemu dengan sahabatnya yang kini jadi prajurit TNI tersebut. "Sebenarnya Sandi ingin sekali bertemu Anam, tapi karena sakit tidak bisa datang," ujarnya. Namun, perasaan kecewa tersebut terbayar lunas saat Prada Haidir Anam datang langsung ke Mabes AD menemuinya dan rekan-rekan seperjuangan waktu masih bekerja sebagai tukang bangunan. Dari dua kisah perjalanan hidup personel TNI tersebut mengajari kita semua banyak hal. Setidaknya, dalam situasi tersulit pun cita-cita tetap bisa diraih asalkan memiliki semangat dan tekad yang kuat. [noe]Baca jugaPanglima TNI dan Kasal Bertemu Bahas Pemindahan Koarmad I ke Tanjung UbanPotret Keakraban Raffi Ahmad & Kasal TNI Yudo Margono, Main Bulutangkis di Mabes ALNasib Jadi Anak TNI, Wanita Ini Curhat Soal Sikap Bapaknya yang Selalu Ingin TahuKisah Pria Gugur 7 Kali Daftar TNI, Sujud Cium Kaki Ibunda Sukses Jadi TamtamaNekat! Pekerja Honorer Satpol PP Ngaku Bisa Loloskan Tes TNI AL, Tarifnya Segini
Lepas sambut Komandan Batalyon Danyon Arhanud 11/WBY dari Letkol Arh. Rendra Febrandari Suparman SIP, kepada Letkol Arh. FX Ibnu Hardiyanto SE, digelar di Gladi Beratap Mako Yon Arhanud 11/WBY, Jalan Bejomuna, Kelurahan Dataran Tinggi, Kecamatan Binjai Timur, Senin 31/10 hadapan ratusan tamu undangan, Letkol Arh. Rendra Febrandari Suparman menegaskan bahwa Serah Terima Jabatan Sertijab akan dilakukan pada esok hari, Selasa 1/11 di Kodam l/BB."Pasti banyak yang bertanya, belum serah terima kok sudah pisah sambut?!" ungkap Letkol Arh. Rendra Febrandari, sembari mengatakan, saat menjalankan tugas negara di Ambon, dirinya tidak boleh menjalani lanjut dikatakan Perwira Menengah TNI AD ini, selama dirinya menjabat Danyon Arhanud 11/WBY, sekitar 14 bulan ia ditugaskan sebagai Dansatgas Pengamanan Daerah Rawan Pameahwan di Maluku, Ambon."Selama 2 tahun 3 bulan saya menjabat sebagai Danyon Arhanud 11/WBY, sekitar 480 hari lebih saya bertugas di Maluku dan dipercaya sebagai Dansatgas Pamrahwan," tegasnya. Alumni Akmil 2003 ini tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberi support serta dorongan selama dirinya dipercaya sebagai Danyon Arhanud 11/WBY."Tentunya tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan mohon maaf kami sekeluarga bila ada kesalahan," tutur Letkol Arh. Rendra Febrandari Suparman, seraya mengucap syukur karena diberi kesempatan untuk menjalankan tugasnya di Kota Binjai."Pesan kami, tetap jaga kekompakan, solid, dan tetap jaga silaturahmi," demikian ungkap Letkol Arh. Rendra Febrandari Suparman di akhir ucapannya yang ditutup dengan membacakan itu, Letkol Arh. FX Ibnu Hardiyanto SE, dalam sambutannya terlebih dahulu memperkenalkan dirinya di hadapan para tamu juga mengakui sudah sejak lama mengenal Letkol Arh. Rendra Febrandari Suparman, serta sudah beberapa kali berkunjung ke Mako Yon Arhanud 11/WBY."Sejak tahun 1998 saya sudah mengenal beliau Letkol Arh. Rendra Febrandari-red. Saya juga sangat bangga dengan kepemimpinannya. Perkenalkan saya FX. Ibnu Hardiyanto, berasal dari Magelang. Istri saya satu orang dan mempunyai 2 orang buah hati dari hasil pernikahan saya," urai Letkol Arh. FX. Ibnu Menengah TNI AD Alumni Akmil 2004 ini juga mengatakan, pada Desember mendatang, Yon Arhanud 11/WBY akan berada di bawah Resimen Sisingamangaraja."Semoga perkenalan ini menjadi awal yang baik buat kita. Kami juga tentunya memohon dukungan dari semua pihak dan siap bersinergi dengan Pemerintah daerah," setelah menjabat sebagai Danyon Arhanud 11/WBY, Letkol Arh. Rendra Febrandari Suparman selanjutnya akan menjabat sebagai Kabagadajatlisira Pesud Subdisada Matpesud Letkol Arh. FX Ibnu Hardiyanto, yang siap menjabat Danyon Arhanud 11/WBY, sebelumnya bertugas sebagai Kabagbinlitbang Insani Sdirbinlinbang Pussenarhanud hadir dalam acara lepas sambut ini, jajaran Kodam l/BB, Forkopimda plus Binjai, Dandim Deli Serdang, Danyon Armed, Danyon Zipur, serta seluruh Prajurit Arhanud 11/ Herda TgArhanudFX Ibnu HardiyantoLepas sambutRendra Febrandari Suparman
Infanteri 1. Constantinus Rusmanto 2. Dhanang Agus Setiawan 3. Bayu Anjas Asmoro 4. Goklas Pirtahan Silaban 5. Muhammad Syafii Nasution 6. Anggun Wuriyanto 7. Sugiharto 8. Hermanto 9. Andri Suratman 10. Eka Wira Dharmawan 11. Dwi Harry Wibowo 12. Jeffry Satria 13. Bayu Sigit Dwi Untoro 14. Rizky Aditya 15. Toni Oki Priyono 16. Ahmad Alam Budiman 17. Paruhum Siregar 18. Sumardi 19. Misael Marthen Jenry Polii 20. Danang Biantoro 21. Aan Fitriadi 22. Awaloeddin 23. Priyo Handoyo 24. Roni Sugiarto 25. Kurniawan Agung Sancoyo 26. Alexander Terangta Parangin-Angin 27. Afriandy Bayu Laksono 28. Ardi Wicaksono 29. Ginanjar Wahyutomo 30. Boni Berdian 31. Afiid Cahyono 32. Fajar 33. Andi Utama 34. Yudhi Yahya 35. Hamzah Budi Susanto 36. Suryanto 37. Eka Satrianto 38. Marolop Edison Bala Hutapea 39. Iqbal Makmur 40. Galih Candra Buana 41. Hari Santoso 42. Muhammad Faizal Rangkuti 43. Topan Angker 44. Tommy Yudistyo 45. Mochammad Renaldy Herbowo 46. Muhammad Amin 47. Sriyono 48. Jonathan Nidio Aprimanda 49. Gani Rachman 50. Mohammad Syaifuddin Fanany 51. Hadrianus Yossy Suherman Buanan 52. Dedy Dwi Cahyadi 53. Fajar Akhirudin 54. Fairuzzabadi 55. Deden Ganjar Maulana 56. Dhuwi Hendradjaja 57. Ahmad Sobirin 58. Reno Handoko 59. Evid Nirwan E. 60. Jarot Susanto 61. Kadek Muliarsa 62. Monfi Ade Candra 63. Andika Ari Prihantoro 64. Andi Ariyanto 65. Torang Parulian Malau 66. Mokhamad Husnur Rofiq 67. Aribowo Dwi Hartanto 68. Dwi Widodo 69. Ferdyanto 70. Jon Patar Hasudungan Banjarnahor 71. Triyono Hadiyanto 72. Adri Asmara Yudha 73. Andhika Baroto Chrishastantyo 74. Himawan Ady Sutanto 75. Yoannes Andy Wibowo 76. Ujang Kosidin Jamar 77. Andri Sagita Putra 78. Suratman 79. Hery Eko Prabowo 80. Arif Hermad 81. Morison C. Karundeng 82. Ari Iswoyo Timur 83. Muhammad Zia Ul Haq 84. Khusnun Dwi Putranto 85. R. Henra Sukmadjidibrata 86. Irenius Yosmen Pasereng 87. Ade Pribadi Siregar 88. Saeri 89. Herbert Rony Parulian Sinaga 90. Ahmad Saleh Rahanar 91. Bambang Raditya 92. Putra Negara 93. Acep Priatno 94. Anjar Ari Wibowo 95. Moh. Sujoko 96. Erry Dwianto 97. Dani Sumantri 98. Rahmat Cahyo Dinarso 99. Ahmad Fauzi 100. Reynold Sahat Hasiholan Tamba 101. Agus Priyo Pujo Sumedi 102. Aris Setiawan 103. Arif Kusnandar 104. Indar Irawan 105. Guntung Dwi Prasetyo 106. Nasli 107. Hirta Juni Adriansyah 108. Davit Sutrisno Sirait 109. Alber Inkiriwang 110. Yudha Setiawan 111. Kemas Muhammad Nauval 112. Aryo Priyoutomo Soedojo 113. Sapto Dwi Priyono 114. Andika Suseno 115. Togu Pandapotan Gabariel Malau 116. Triano Iqbal 117. Nugraha 118. Octavian Englana Partadimaja 119. Roliyanto 120. Abdul Rizka Fitrawan 121. Teguh Eko Efendi 122. Yudy Ardiyan Saputro 123. Alex Donald Maritua Lumban Gaol 124. Benny Angga Ambar Sooro 125. Mutakbir 126. Hendra Mirza 127. Rudianto Hamdani Damanik 128. Ronny Wijaya Koesuma 129. Un Wahyu Nugroho 130. Putra Andika Trihatmoko 131. Albert Frantesca 132. Andreas Yudhi Wibowo 133. Rudolf Gleend Paulus 134. Audhie Miquel Akwan 135. Budi Setiadi 136. Sri Widodo 137. Alexander Eko Setiawan 138. Andar Subegti 139. Heru Eko Saputro 140. Helmy 141. Tri Purwanto 142. Tri Kusuma Agni 143. Yoga Yastinanda 144. Teguh Dwi Raharja 145. Robil Syaifullah 146. Thakiyuddin Subki 147. Augustiar Adinegoro 148. Agus Satro Wibowo 149. Vicky Heru Harsanto 150. Galih Bramantyo 151. Akhiruddin 152. Baskoro Wijaya Atmanto 153. Rully Noriza 154. Wahyu Yunus 155. Riza Taufiq Hasan 156. Doni Firmansah 157. Belly Somba Harahap 158. Harri Feriawan 159. Budi Kurniawan 160. Ronald Michael 161. Fikky Nur Kuncoro Jati 162. Budi Sasmoyo 163. Ary Susetyo 164. Sapto Ari Prabowo 165. Hendra Suryaningrat 166. Nursaid Mattaya 167. Sunardi 168. Jeffry Rizald Yacub 169. Irsyad Mahdi Pane 170. Yuliansa Fitra 171. Ali Ramadhan Siregar 172. Hariyanto Hendrik 173. Deny Ahdiani Amir 174. Irfan Hidayat Arif Lubis 175. Raden Herman Sasmita 176. Amri Nico Dewantoro 177. Andy Irawan 178. Dony Fatra 179. Andri Army Yudha Ardhi Tama 180. Gatot Prihambodo 181. Antony Triwibowo 182. Andi Lulianto 183. Lukman Permana 184. Afrianto Dolly 185. Tubagus Muhamad Qomarudin Chaulani 186. Denny Salu Rerung 187. Adi Swastika 188. Mohammad Miftahor Riski 189. Tommy Firmansyah 190. Khairil Anwar 191. Bayu Kriswandito 192. Rangga Bayu Widiartha 193. Rachmat Yunus 194. Hudallah 195. Nanang Agung Wibowo 196. Yohanes Heru Wibowo 197. Arief Nurbianto 198. Mochamad Ali Kunto Wibisono Kartoredjo Kavaleri 1. Suharto 2. Muslim Rahim T. 3. Aidil Hajri 4. Raden Gustaman Wiradinata 5. I Nyoman Artawan 6. Ino Dwi Setyo Darmawan 7. Andhi Ardana Valeriandra Putra 8. Taufik Dwinova 9. Faizal Arief Maulana Y. 10. Maryoto 11. Andi Yusuf Kertanegara 12. Dani Prasetyo Wibowo 13. Gagang Prawardhana 14. Devid Eko Junanto 15. Mahdan Almahirsyah 16. Jhon Budiman Christian Simarmata 17. Nugraha Yudha Prawiranegara 18. Hendra Luthfi Ichsani Nur 19. Nanang Sujatmiko 20. Hari Agus Prasetyo 21. Hartono 22. Andri Budi Negoro 23. Sajidin Riswandi 24. Bayu Sandhya Dharma 25. Soaduon Dody Dapot Simanjuntak 26. Aditya Maulana Artileri Medan 1. Danny Arianto Pardamean Girsang 2. Yoki Efriandi 3. A. Achmad Afandi 4. Andang Radianto 5. Joni Aristiawan 6. Suhendra Chipta 7. Ari Sugiharto 8. Hardian Sudarmono 9. Leonardo Kurnia 10. Nikolas Sirilus 11. Yudhi Ari Irawan 12. Arief Budiman 13. Dede Sudrajat 14. Yoga Permana 15. Suryadi 16. Edi Yulian Budiargo 17. Kukuh Pramono Wisudo 18. Didik Kurniawan 19. Bani Kelana Sepang 20. Adin Suroyo 21. Yusuf Adriyanto 22. Boby 23. Arif Gunawan 24. Ferdy Pongsamma 25. Arif Yudo Purwanto Arhanud 1. Rendra Febrandari Suparman 2. Helmy Ariansyah 3. Patrick Arya Bima 4. Riyanto Budi Nugroho 5. Doman Endro Pramono 6. Dodo Sahata 7. Agus Nur Fujianto 8. Alexander Achmad 9. Rimba Anwar 10. Noor Iskak 11. Kiki Aji Wiryawan 12. Erik Novianto 13. Bayu Buana Suryo Samodro 14. Franciscus Xaverius Agus Sulistio 15. Pryoni Palebangan 16. Dedy Hendaryatmoko 17. Muliyadi 18. Hadiriyanto 19. Syarif Syah Banjar 20. Harri Feriawan 21. Muhammad Yudha Purnawan Zeni 1. Alfian Rachmad Purnamasidi 2. Victor Virganthara Taunay 3. Setiawan Nur Prakoso Utomo 4. Sabar Chandra Gufta Panjaitan 5. Nooris Agus Rinanto 6. Donny Pramudya Mahardi 7. Yudo Aji Susanto 8. Slamet Riyadi 9. Yoga Febrianto 10. Eko Cahyo Setiawan 11. Suprobo Harjo Subroto 12. Angga Wijaya 13. Adityo Bangun Pratomo 14. Renggo Yudi Ariesko 15. Arif Wibisana Mosyadharma Jusuf Prihatma 16. Bambang Setyo Triwibowo 17. Yuli Hartanto 18. Dhanisworo 19. Bambang Santoso 20. Priyo Hindrarto Polisi Militer 1. Harry Mulia Simarmata 2. Octorio Caesar Topografi 1. Angga Nurdyana 2. Niko Aryance Ady Saputra 3. Wahyu Alfian Arisandi
Oleh Selamat Ginting/Wartawan Senior Republika Mayjen TNI akan naik bintang tiga Mochamad Effendi dan Letjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi, sama-sama lulusan Seskoad 2000, bersama Kepala Staf Angkatan Darat KSAD Jenderal Andika Perkasa. Bahkan, Andika tampil sebagai lulusan terbaik Seskoad pada tahun itu. Kini, Letjen Effendi membantu Andika dalam bidang pemeriksaan. Letjen Wisnoe membantu Andika sebagai pemasok kajian ahli para jenderal.“Soal pendidikan, Jenderal Andika Perkasa memang perwira terbaik. Saat Seskoad saya bersama beliau. Saya baru belajar Bab I, Mayor Andika Perkasa sudah selesai baca Bab IV. Kutu buku dan pandai mengatur waktu. Wajar jika beliau menjadi lulusan terbaik Seskoad 2000. Tidak heran jika terpilih menjadi KSAD,” ungkap Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan Irjen Kemenhan Letjen Ida Bagus Purwalaksana kepada penulis, beberapa waktu lalu. Sebagai sindikat. Bukan konotasi negatif, melainkan kelompok bersama dengan tujuan yang sama. Lulusan Seskoad 1999/2000, kini umumnya memegang posisi-posisi strategis di Angkatan Darat. Saat itu ada 393 perwira siswa, mayoritas lulusan Akmil 1984 hingga 1987. Namun, tidak semuanya berhasil menjadi perwira tinggi. Umumnya, kini terhenti pada pangkat Kolonel. Kolonel adalah pangkat tertinggi di korps. Abituren Seskoad 1999/2000, antara lain Jenderal Andika Perkasa, Letjen M Herindra, Letjen Ida Bagus Purwalaksana, Letjen Besar Harto Karyawan, Letjen AM Putranto, Letjen Joppye Onesimus Wayangkau, Letjen Tri Soewandono, Letjen Ganip Warsito, Letjen Wisnoe Prasetja Boedi, dan Letjen M Effendi. Termasuk yang sudah pensiun Letjen Hinsa Siburian, dan Letjen Agus dari mereka masih menjabat pangdam, seperti Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen Irwansyah, Pangdam II/Sriwijaya Mayjen Irwan, Pangdam V/Brawijaya Mayjen Widodo Irsyansah, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Bakti Agus Fadjari, Pangdam IX/Udayana Mayjen Kurnia Dewantara, Pangdam Hasanuddin XIV/Mayjen Andi Sumangerukka, dan Pangdam XIII/Merdeka Mayjen Santos G Matondang. Termasuk mantan pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen George E Supit dan Mayjen Josua Pandit Sembiring, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen Marga Taufiq, dan mantan pangdam Udayana Mayjen Benny Susianto. Begitu juga dengan Kapuspen TNI Mayjen Sisriadi, serta Kapusziad Mayjen M Letjen yang masih aktif, merupakan lulusan Seskoad 1998/1999, antara lain Kepala BNPB Letjen Doni Monardo, Kepala Staf Umum Kasum TNI Letjen Joni Suprianto, dan Wakil KSAD Letjen Fachruddin. Termasuk yang sudah pensiun Jenderal Mulyono, Letjen Tatang Sulaiman, Letjen Tri Legiono Suko, serta saudara kembar Letjen Yoedi Swastanto dan Letjen Yoedi yang sudah pensiun, di antaranya Mayjen Agung Risdhianto, Mayjen Wiyarto, Mayjen Komarudin Simanjuntak, dan Mayjen Dominicus Agus Riyanto. Semua Letjen yang masih aktif, baik lulusan Seskoad 1998/1999 maupun 1999/2000, masih berpeluang menjadi jenderal bintang empat pada tahun ini ataupun 2021 mendatang. Model baruSeskoad juga Seskoal, Seskoau, dan Sespimpol, menjadi syarat 'wajib' untuk menjadi Kolonel atau Komisaris Besar Polisi. Jika tidak berhasil memasuki jenjang pendidikan tersebut, perwira menengah akan terseok-seok kariernya. Peluangnya menjadi Kolonel menjadi sangat tipis. Jadi, tidak usah heran, perwira lulusan Akmil pun mayoritas berhenti di pangkat Letnan Kolonel Letkol. Bisa 10 hingga 15 tahun hingga pensiun dari dinas militer. Bahkan ada istilah yang tidak enak, PNS alias perwira nonsesko. Kini, KSAD Jenderal Andika Perkasa mengubah itu. Pada tahun ini, ia membuat perubahan total. Memberikan kesempatan kepada Letkol yang tidak berhasil mengikuti Seskoad. Ia berikan kesempatan kepada abituren lulusan Akmil 1988A dan B, 1989, 1990, 1991, 1992, dan seterusnya. Untuk bisa melanjutkan pendidikan Seskoad gaya baru.“Bagi saya, anggap saja seperti jenjang pendidikan. Yang belum berkesempatan mengikuti pendidikan tinggi, saya beri kesempatan. Jadi yang belum mengikuti Seskoad dan masih ada sisa waktu pengabdiannya di TNI hingga lima tahunan, kami berikan peluang mengikuti Seskoad,” ujar Andika kepada penulis dalam wawancara khusus, baru-baru Perkasa melanjutkan, jika para Letkol sudah mengikuti Seskoad, yang diuntungkan adalah organisasinya dalam hal ini TNI. Perumpamaannya, seperti instansi lainnya akan diuntungkan jika pagawai atau karyawannya berlatar belakang pendidikan sarjana ataupun magister. Maka, lulusan Seskoad Juni 2020 lalu, terdiri atas perwira siswa tertua, lulusan Akmil 1988, dan termuda lulusan Akmil 2006. Pendidikannya dipersingkat menjadi enam bulan. Sehingga, dalam satu tahun menghasilkan dua gelombang lulusan. Begitulah cara Andika Perkasa, abituren Akmil 1987, mengangkat derajat para Letkol untuk bisa menjadi kolonel. Baik lulusan Akmil maupun Sekolah Perwira Sepa dari sumber sarjana. “Saya tidak ingin mereka jadi tidak bersemangat lagi. Bahkan putus asa. Kerjanya pun asal-asalan sambil menunggu pensiun 58 tahun. Ini secara psikologis juga merugikan Angkatan Darat. Kini mereka akan menjadi Kolonel dengan energi baru, dan semangat baru,” pungkas KSAD, semringah. Ini bukan seperti film Pacar Ketinggalan Kereta, melainkan Letkol sepuh naik kereta senja menuju Bandung penuh harapan...
Home Hankam Minggu, 10 Juli 2022 - 2046 WIBloading... Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan tengah salam komando bersama Letkol Inf Rizky Iriano Silalahi kanan dan Letkol Inf Achmad Munir usai sertijab Kepala Penerangan Kopassus. Foto/Pen Kopassus A A A JAKARTA - Letkol Inf. Rizky Iriano Silalahi resmi menjabat sebagai Kepala Penerangan Kapen Kopassus menggantikan Letkol Inf. Achmad Munir yang mendapat tugas baru sebagai Kepala Informasi dan Pengolahan Data Kainfolahta Kopassus. Serah Terima Jabatan Sertijab Kapen Kopassus telah dilaksanakan di Markas Komando Mako Kopassus Cijantung, Jakarta Timur pada Jumat, 8 Juli 2022. Sertijab dipimpin langsung Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan. "Saya berharap agar dapat mengabdi dan berkarya dengan lebih baik lagi," kata Mayjen TNi Iwan Setiawan. Letnan Kolonel Inf. Rizky Marlon Iriano Silalahi merupakan lulusan terbaik Akademi Militer Akmil 2002 dari kecabangan Infanteri Kopassus. Peraih predikat Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama ini memiliki segudang pengalaman di satuan penanggulangan antiteror Gultor Sat-81 Kopassus. Baca Juga Pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 16 Desember 1980 ini mengawali karier militernya dengan menjabat sebagai Danunit Yon 11 Grup 1/Kopassus, kemudian Dantim Cakra Sat-81 Kopassus. Selanjutnya sebagai Dantim 2 Yon 811/Aksus Sat 81 Kopassus selama setahun periode 2009—2010. Rizky kemudian diangkat menjadi Pasi 2/Ops Yon 811/Aksus Sat 81 Kopassus dalam kurun waktu 2010-2011. Selanjutnya menduduki posisi sebagai Pa Ops Sat-81 Kopassus selama dua tahun sejak 2011-2013. Setelah dua tahun sebagai Pa Ops Sat-81 Kopassus, Rizky diangkat menjadi Kasi 4/Log Sat-81 Kopassus periode 2013-2014. Baca Juga Selanjutnya, Kasi 2/Ops Sat-81 Kopassus selama setahun sejak 2014 hingga 2015. Jabatannya naik dengan menjabat sebagai Danden Teknik Sat-81 Kopassus pada 2015-2016. Meski sempat keluar dari satuan penanggulangan teror, namun Rizky tetap berada di pasukan elite TNI AD tersebut dengan menjabat sebagai Dandenma Grup 2 Kopassus 2016-2017. Lulusan SMA Taruna Nusantara ini kemudian mengikuti pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat Seskoad pada 2017 sebagai pamen Kopassus. Lulus dari Seskoad, Rizky diangkat menjadi Pabandya Ops Kopassus selama setahun periode 2017-2018. Kariernya semakin mentereng dengan diangkat sebagai Danyon 811/Aksus Sat-81 Kopassus selama dua tahun sejak 2018 hingga 2020. Setelah dua tahun bertugas di teritorial dengan menjabat sebagai Dandim 1702/Sarmi pada 2020-2022, Rizky akhirnya kembali ke Korps Baret Merah sebagai Kepala Penerangan Kapen Kopassus. cip tni ad perwira tni ad kopassus danjen kopassus rizky marlon iriano silalahi Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 9 menit yang lalu 32 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu